Minggu, 09 Oktober 2011

whole sale market..apa mungkin di miliki oleh koperasi???

melihat perkembangan bisnis mini market/supermarket moderen yang selalu bekrembang di daerah khususnya Jogjakarta, saya mengimpikan sebuah sistem yang nantinya bisa mengakomodir semua yang berkenpentingan terhadap bisnis ini. semua pemangku kepentingan pemian retail ini tentunya selalu terhubung dengan yang namanya "produsen" atau "suplier". Nah selama ini mereka secara individu melakukan transaski bisnis secara sendiri-sendiri. sehingga efeknya adalah terjadinya perbedaan yang cukup mendasar anatar pemain besar dengan pemain bisnis retail yang relatif lebih kecil dari mereka.
Selisih harga yang disebabkan oleh tingkat pengambilan yang berbeda-beda ini tentunya memiliki efek yang sangat besar diantara pemain retail ini.Pemian besar tentunya mendapatkan selisih margin dari harga yang dibeli karena tingginya volume pengambilan (kuantiti) kepada produsen atau suplier, sedangkan bagi pemain yang relatif kecil akan mendapakatan margin yang lebih kecil. hal ini selalu menimbulkan ketimpangan yang cukup besar.
Oleh sebab itu, apa memungkinkan ada sebuah sistem yang bisa mengumpulkan mereka dalam sebuah konsep bisnis yang lebih adil dan setidaknya memiliki peluang yang sama untuk mendapatkan jaringan produsen dan suplier yang besar, mislanya dengan konsep whole sale yang dimiliki oleh semua pemain ritel ini.
Konsep whole sale yakni semacam pasar induk yang bisa menghimpun semua produsen atau suplier dan menyediakan semua kebutuhan yang lengkap baik kategori food dan non food. Whole sale ini nantinya dimiliki oleh semua pemain ritel yang bergabuyng dalam sebuh perusahaan yang bernama "koperasi". artinya semua pemain bisnis ritel ini bersepakat untuk mendirikan whole sale secara bersama dengan sistem koperasi. sehingga semua menjadi anggota yang memiliki kepentingan yang sama dan fasilitas yang sama.selain itu, mereka juga berhak melakukan kontrol manajemen yang sama terhadap perusahaan ini. karena konspe koperasi mengedepankan one man one vote.
selian itu, dengan berkumpulnya semua pemain ritekl dalam wadah ini akan semakin membuat posisi tawar yang lebih besar terhadap produsen besar dan atau suplier besar (distributor).

taman kuliner, 11.50
pengantar awal.....

Selasa, 04 Oktober 2011

spesifikasi dan Harga Rak Mini Market

Rak mirip (model rak indomaret)
Harga :
tinggi 120 cm
Single (wall) = 750.000
Double (dua muka) = 1.185.000 (starting)
                              = 1.072.000 (adjoining) unit berikutnya
Tinggi 150 cm

Single (wall) =818.000
Double (dua muka) =1.247.100
                              = 1.123.600 (adjoining) unit berikutnya


Tinggi 170 cm
Single (wall) =997.000







 Rak Standar Supermarket 2 omega

Harga :
tinggi 120 cm
Single (wall)            =1.069.400
Double (dua muka) = 1.631.600 (starting)
                              = 1.447.250 (adjoining) unit berikutnya

Tinggi 150 cm
Single (wall)            =1.163.100
Double (dua muka) =1.725.300
                              = 1.543.400 (adjoining) unit berikutnya



Tinggi 180 cm
Single (wall)            = 1.442.400

Double (dua muka) =  2.123.000
                              = 1.909.300 (adjoining) unit berikutnya
Tinggi 220cm

Single (wall)            = 1.489.000

Double (dua muka) = 2.689.600
                              = 2.392.800 (adjoining) unit berikutnya

Senin, 03 Oktober 2011

mi rebus dan doreng asli dari gandum...uenaknya asliii tenan...mi buatan anggota koperasi in nagano

celetuk pedagang eceran jilid 2

ada lagi celetukan pedagang eceran yang lain. Mas, kalau saya beli Minyak goreng harganya 4.500/kg, sebaiknya 1/2 kg nya di jual berapa yaa???terus satu kg nya di jual berapa yaa????
jawabnnya??????............sambung besok yaaa.

celetuk pedagang eceran.....

ada celetukan salah seorang pedagang eceran sewaktu saya berkunjung untuk melalukan prospek konsultasi. Saya pernah bertanya sama pemiliknya. Begini bunyipercakapannya :
saya : Bu, omzetnya berapa rupiah perhari?
pemilik : yaa..masih kecil mas, cuma 2,5 juta/hari.
saya : wah itu mah besar bu, kalau dilihat dari luas toko dan lokasi toko ibu.
pemilik : hehehe...masak sih mas??padahal kami hanya kecil begini lho?
saya: bener bu...trus kalau harga jual ibu gmn?murah nggak di banding toko lain???
pemilik : wah kalau masalah harga mah kita nggak tau mas...karena nggak ada toko di sekitar sini..lagian harga kitakhan tegrnatung pembelinya...
saya : maksudnya?
Pemilik : iya..kalau pembelinya orang kampung sini (atau kami kenal) hargnya sih standar-standar aja...tapi kalau ada pembeli yang tidak di kenal (seperti orang jauh, kesannnya), harganya bisa kita mark-up . Misalnya harga rokok LA kita jual 10.500. kalau orang luar(baru) yaa....bisa 11.000 atau 11.500..hehehehe

Kejadian begini seringkali ditemukan pada toko-toko eceran. merka ambil keuntungan dalam kesempatan yang ada. atau bahasa kerennya" ambil untung seenaknya, mentang-menatng orang lagi butuh". ini lah yang menyebabkan brand image negatif terhadap toko-toko eceran, kelontongan. artinya konsumen jadi berpikir dua kalai kalau mau beli lewat toko eceran (tradisional) dibanding swalayan....karena takutnya mereka akan kena tipu habis-habisan....pengamalan ini ..bukankah sering kita dapati???atau bakan kita pernah jadi korban???atau malah menjadi pelakunya????

Minggu, 02 Oktober 2011

swalayan sayuran anggota koperasi dan usaha anggota (wanita lanjt usia) koperasi

swalayan sayuran anggota koperasi di Jepang. kapan ya di indonesia ada swalayan sayuran yang dikelolla oleh anggota koperasi????


usaha anggota koperasi in nagano prefecture....walau sudah usia lanjut ternyata masih produktif...Oyaki...mhhh lezat dan renyah...ada segala rasa

Sabtu, 01 Oktober 2011

diriku...rezeki dari Allah......adventurer...(training about cooperative marketing in agri-coop)
pose at : great wall yang maha dahsyat...sedahsyat kekuasaan kaisar yang berkuasa waktu itu....

contoh Rak Gondola yang digunakan pebisnis retail moderen

waduh, kalau minimarket moderen sudah masuk ke kampung kita...pasti deh kita mati!!!

waduh, kalau minimarket moderen sudah masuk ke kampung kita...pasti deh kita mati!!!
ini biasanya yang terlontar dari beberapa pemilik toko eceran, kelontongan atau palen-palen dalam menghadapi fenomena semakin mengguritanya bisnis waralaba mini market moderen. naun sebenarnya....kalau kita ingin mengakui bahwa para pemilik toko tradisionla itu memiliki potensi sosial yang tidak dimiliki oleh para pewaralaba nasional itu. Potensi sosial (Misalnya hubungan kekerabatan, kekeluargaan atau perkampungan) ini sebenarnya kalau dikelola dengan baik, maka tidak akan tahan oleh gempuran bahkan rayuan para pewaralaba nasional itu. Karena, sebenarnya kemenangan mereka hanyalah mengandalkan kekuatan modal semata. dengan uang mereka bisa mempersenjatai "tokonya" denga produk yang lengkap. Dengan uang meeka mempersenjatai "tokonya" dengan fasilitas yang lengkap dan dengan uang pula mereka bisa bercokol dimana-mana.
Di sisi lain, para peritel lokal-tradisional selalu terbatas modal....selalu terbatas uang..akhirnya barang tidak lengkap, fasilitas apa adanya....namun bagi sebagaian pemain lokal yang bisa mengantisipasi itu mereka bahkan bisa melawan bahakan bisa mengalahkan peritel waralaba itu...sudah cukup banyak buktinya. kuncinya adalah, mau berubah dan berubah dan mengantisipasi perubahan zaman....

Pemain retail LOkal Harus menang

saya mengimpikan, suatu saat pemain retail lokal akan menang, bahkan selalu bisa bersaing dengan para pemain retail skala nasional baik yang bersifat franchise maupun gurita konglomerasi. Betapa semuanya akan menjadi mungkin apabila semangat yang dibangun adalah : kemandirian buat semua dan semua ingn mandiri.